Sabtu, 04 September 2010

Interaksi Dini dengan Anak Penyandang Buta Tuli/Tuna rungu

Oleh Deborah Gleasson
Semua bayi berkomunikasi. Dengan melalui komunikasi, hubungan dibentuk dan dipertahan. Orang tua harus belajar cara menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap komunikasi yang dilakukan bayi mereka dalam upaya membentuk ikatan (batin) yang akan menjadi dasar perkembangan selanjutnya. Namun, ketika anak Anda adalah penyandang buta tuli/deaf blind, Anda mungkin sulit untuk memahami apa yang ia coba katakan kepada Anda dan anda mungkin juga tidak begitu yakin dengan cara anda berinteraksi dan berkomunikasi dengannya dengan sebaik-baiknya. Kami mencoba berbagi gagasan untuk membantu anda untuk menemukan cara-cara anda mengupayakan agar dunia anak anda aman dan dapat dipahami, dan cara anda dan anak anda yang masih kecil bertukar “pembicaraan” secara menyenangkan.

Anda tidak perlu menjalani upaya-upaya ini sendirian. Para professional di berbagai bidang akan membantu anda. Berbagai kelompok dan perorangan akan menawarkan bantuan pelayanan untuk anda. Mereka semua akan membantu Anda, namun untuk jangka panjang, andalah sebagai orang tua bersama keluarga anda, yang akan memberi pengaruh pada anak anda. Anak anda akan dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai jenis interaksi yang anak anda lakukan dengan ANDA. Hubungan yang dilandasi kepercayaan dan perhatian yang anda bangun dengan anak anda akan membentuk landasan bagi anak anda itu untuk menjelajahi dan menemukan suatu dunia yang senantiasa berkembang.

Dalam paparan ini kami akan menyajikan banyak cara dimana anda dapat berinteraksi dengan anak anda yang masih kecil. Kami menawarkan saran-saran praktis untuk memberikan isyarat-isyarat sensorik yang konsisten kepada anak anda. Di samping itu kami juga menyarankan berbagai cara yang dapat dipahami dan kemudian memberikan tanggapan terhadap respon anak anda. Kami juga menyertakan teknik-teknik yang mendorong eksplorasi lingkungan. Akhirnya, kami menyampaikan beberapa gagasan mengenai permainan sederhana yang tidak hanya menyenangkan, namun juga membantu mengembangkan interaksi dan komunikasi.

Pemandangan dari dalam Tempat Tidur Bayi

Indera penglihatan dan indra pendengaran sering merujuk pada “indera-indera jarak”, yakni, bahwa mereka menghubungkan anak dengan dunia yang terentang di luar jangkauan ruang tubuhnya. Anak–anak yang melihat dan mendengar mempelajari bahasa dan konsep-konsep penting tanpa melalui pengajaran yang terencana secara khusus. Mereka hanya belajar di tengah –tengah orang yang menggunakan bahasa dan dengan memiliki akses yang tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan mengundang eksplorasi. Indera pendengaran dan indera penglihatan membantu anak mengorganisasikan informasi dari lingkungannya. Namun, anak kecil yang buta tuli/deaf blind tidak memiliki akses terhadap kesempatan untuk “belajar secara insidental” dan informasi yang didapatkan anak melalui kontak dengan orang dan lingkungan sering terpecah-pecah dan terdistorsi.

Anak yang melihat dan mendengar melakukan antisipasi terhadap kejadian sehari-hari karena penglihatan dan suara yang berkaitan kegiatan-kegiatan itu dan dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu. Bayi penyandang buta tuli/ deaf blind kehilangan isyarat-isyarat ini karena keterbatasan penglihatan dan pendengarannya, dan mungkin menganggap dunia sebagai tidak-dapat diprediksi, membingungkan dan bahkan menakutkan. Anak ini memerlukan bantuan orang lain memahami dunia luar. Dari sudut pandang anak, apa artinya menyandang buta tuli/deaf blind? Banyak hal yang terjadi mungkin menjadi “kejutan” yang tidak menyenangkan. Dia mungkin tidak memahami atau tidak dapat mengantisipasi apa yang terjadi terhadap dirinya. Ia mungkin mencoba berkomunikasi, namun isyarat yang digunakannya sedemikian subtle (tidak kentara) sehingga sulit bagi orang lain untuk memahaminya. Ia mungkin juga menganggap bahwa memahami upaya keras orang tuanya untuk berkomunikasi tidak mudah. Mari kita lihat suatu hal yang dilakukan --sehari-hari mengganti popok (diaper).—namun mari kita lakukan dan lihat dari sudut pandang bayi.

Meg baru saja terjaga dari tidurnya dengan popok yang kotor. Dia akan sedikit rewel agar ayahnya tahu bahwa ia terbangun. Ia akan mendongak ketika ia mendengar suara langkah kaki dan pintu dibuka untuk melihat ayahnya berjalan menuju tempat tidur bayinya. Ia mendengar ayahnya berbicara kepadanya, ketika ayahnya membungkuk di atas tempat tidurnya dan mengangkat serta membawanya ke tempat mengganti popok (diaper). Meg mengenali tempat ia berada dari beberapa pengalaman sebelumnya berada ditempat itu. Ia tahu siapa yang datang. Dia melihat ayahnya mengambil tas dari rak, membukanya, dan mengambil popok (diaper) yang baru dan kering. Kemudian ia melihat ayahnya meraih kotak kecil persegi yang terbuat dari plastik, membukanya, menarik tissu lembab sekali pakai, menutupnya kembali dan menaruhnya ke dalam rak lagi. Setelah ayahnya melepas popok (diaper) basahnya, Meg melihat ayahnya membuka tutup ember bulat, dan membuang diaper ke dalam ember tersebut dan kemudian menutupnya kembali. Sesaat dirinya dibersihkan, ia dapat menjejak-jejakan kakinya dengan leluasa terbebas dari selimutnya yang tebal. Meg mulai belajar mengantisipasi kegiatan rutin sehari-hari dan mulai membangun pemahaman atas beberapa konsep penting seperti ketetapan suatu benda /Obyek permanen yaitu sesuatu yang tetap ada bahkan bila saya tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakannya) “ruang/wadah “ ( keluar/ masuk, buka/ tutup, ukuran, bentuk) dan organisasi ruang.

Alex baru saja bangun dengan popok (diaper) yang berantakan juga. Ia menyandang tuna rungu, namun dapat melihat wajah dan benda-benda berwarna terang ketika objek-objek tersebut tidak lebih dari 18 inci darinya. Ia tidak mendengar ibunya masuk ke kamarnya dan terkejut tiba-tiba melihat seseorang datang bergerak di atas tempat tidurnya. Karena popoknya berantakan dan Alex tidak suka diganti popoknya, ibunya memutuskan untuk mengganti popoknya dengan cepat di tempat tidur bayinya, sehingga mereka dapat tetap melakukan kegiatan-kegiatan bermain lebih banyak. Mulai saat itu, Alex mulai mengenali ibunya dari sentuhan dan kedekatannya dan berharap diangkat untuk bermain namun tiba–tiba ia bingung. “Apa gerangan yang terjadi dengan kakiku”? Mengapa aku kedinginan? Benda apakah yang dingin dipantatku? Aku benar-benar tidak suka. Mungkin, kalau aku menggeliat-geliat, rasa dingin itu akan hilang. Aduh, ternyata tidak ada pengaruhnya. Bagaimana kalau aku mengeraskan badanku sedkit? Masih nggak ada pengaruhnya. Kukira aku harus menangis. Akhirnya, Aku kembali memakai baju kering yang hangat, dan ibu memelukku. Meskipun demikian, aku tak yakin bahwa salah satu dari kita sedang ingin bermain-main.

Michelle berisik & merengek karena ia baru saja bangun terjaga dengan popoknya yang berantakan. Ia tuna netra dan agak kehilangan pendengarannya. Ibunya mendekati tempat tidur Michelle dan dengan lembut meletakkan tangganya ke dada Michelle dan menyapanya dengan isyarat khusus “Hallo”, kemudian diam sejenak, dan dengan lembut menarik tangan Michelle untuk menyentuh rambut ibunya, yang merupakan “nama isyarat” ibunya. Michelle menjadi tenang dan menggapaikan tangannya untuk menyentuh muka ibunya. Ini menjadi sapaan khusus. (Ia tahu bahwa ini ibunya yang akan mengangkatnya, bukan ayahnya dari rasanya menyentuh rambut ibunya, bukan dagu Ayahnya yang kasar). Michelle merasakan tangan ibunya yang dengan lembut mengangkatnya ke lengannya ketika ia mengucapkan sesuatu yang mirip bunyi “ angkat ke atas”. Ibu menunggu sampai Michelle mulai mengangkat kepala untuk menunjukkan bahwa ia sudah siap, kemudian ia mengangkatnya. Michelle bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan berikutnya, kemudian merasakan kain lembut alas meja ganti di bawah dirinya. Ia menjejak-jejakkan kakinya dan merasakan adanya kertas yang ada di kaki meja ganti yang dipasangkan dengan hati-hati oleh saudara perempuannya. Ia merasa rileks, karena ia tahu wajah-wajah yang mereka kenal. Ia merasakan ibunya menyentuh popoknya, dan kemudian merasakan adanya popok bersih baru di dekat tangannya. Michelle menarik dan dengan senang memain-mainkannya dengan tangannya selagi ibunya membersihkan pantatnya. Alangkah menyenangkan menjejak-jejak kertas milar dan merasakannya bergerak tanpa halangan selimut dan baju tidurnya. Ia merasakan ibunya dengan lembut mengangkat bawah lengannya. Ia mendengar suara seperti “angkat” lagi. Ia merasa rileks atas dipundak ibunya dan mereka pergi bermain-main bersama.

Masing-masing anak berbeda

Muatan informasi yang dapat dikumpulkan anak tidak hanya tergantung pada banyaknya dan jenis penglihatan dan pendengaran yang mereka miliki, namun juga pada cara mereka belajar menggunakan penglihatan dan pendengaran itu. Masing-masing anak belajar memanfaatkan informasi sensorik yang tersedia dengan caranya sendiri. Beberapa anak berinteraksi dengan dunianya terutama dengan sentuhannya; sementara yang lain mungkin lebih bergantung pada penglihatan dan pendengarannya. Bagi kebanyakan anak, kombinasi dari kesemuanya itu akan paling bermanfaat.

Bagi anak lainnya, menggunakan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan pada saat yang bersamaan terasa membingungkan dan, dalam situasi yang berbeda, mereka mungkin memilih untuk menggantungkan terutama pada satu indera. Beberapa anak menggunakan penglihatan dan pendengarannya secara tidak konsisten. Suatu saat mereka nampak menggunakan penglihatannya dengan baik; di lain waktu mereka tidak demikian. Demikian juga halnya, seorang anak mungkin mendengar dengan baik pada suatu saat, dan di saat lain tidak. Hal ini dapat membingungkan bagi orang tua dan juga para penyedia pelayanan. Walaupun pemeriksaan audiologis dan ophthalmologis yang lengkap merupakan hal yang sangat penting, pemeriksaan itu mungkin tidak dapat memberikan cukup penjelasan tentang bagaimana anak anda khususnya menggunakan sisa kemampuan melihat dan mendengarnya. Informasi ini paling bagus diperoleh dengan mengamati anak anda secara cermat di tempat yang akrab bagi mereka dan pada saat-saat yang berlainan.


Komunikasi mungkin sudah berlangsung

Ada beberapa cara dimana anak anda yang masih kecil mungkin sudah berkomunikasi. Cermati isyarat-isyarat berikut:

 Nafasnya mungkin berubah ketika ia mendengar suara kakek, mengenali orang yang ia kenal dan ia cintai dalam kehidupannya.
 Ia mungkin membuka mulutnya dengan penuh semangat ketika sendok menyentuh bibirnya, yang secara jelas menunjukkan bahwa ia menginginkan makanan lagi.
 Ia mungkin tetap menutup mulutnya ketika sendok mendekati mulutnya, dan bila kita mencoba melanjutkan pemberian makanan, ia mungkin melengoskan kepalanya, bersandar ke kursinya, mengeraskan badan, atau menjadi marah.
 Ketika diajak bermain pat-a-cake games, ia mungkin meraih tangan kakaknya sebagai tanda bahwa ia ingin terus bermain.
 Ketika ibu berhenti menggoyang-goyangkan sang anak di kursi goyangnya, ia mungkin menggerakkan badannya dalam goyangan ringan, yang menunjukkan bahwa ia ingin digoyang-goyang lagi.
 Ketika ayah diam sebentar dalam suatu permainan yang paling disukai, setelah berkata “Saya akan menyentuh hidungmu,” ia mungkin akan senang dan mengantisipasi datangnya ciuman.
 Ia mungkin secara aktif dan penuh semangat ikut serta menyanyikan lagu yang dikenalinya dan permainan gerakan, (seperti “Row, Row, Row Your Boat,” selama lima menit; maka anda akan merasa keikutsertaannya mungkin mengendur. Ia mungkin memiringkan kepalanya ke samping. Bila anda tetap bersikukuh dengan melanjutkan interaksi itu ia mungkin secara aktif menolak menggerakkan tangannya bersama tangan anda, mengeraskan sekujur tubuhnya, dan menoleh ke arah lain. Jelas ia telah bosan.
 Ia mungkin merangkak ke pintu dan duduk, atau memukul pintu, sebagai tanda bahwa ia ingin keluar. Kemudian, ia bahkan mungkin mengapit tangan anda dan menggandeng anda ke arah pintu sebagai tanda permohonan untuk pergi keluar.
 Selama ia mandi, ia mungkin mencipakkan tangannya ke air. Ketika ia diam sejenak, ayahnya mencipakkan tangannya dekat tangan si anak, dan kemudian berdiam sejenak. Si anak akan mencipakkan air lagi. Interaksi timbal balik dengan bantuan “maju-mundur” dan “bergantian” membantu membangun “pembicaraan” tahap awal.

Tip untuk mengembangkan komunikasi

Pengembangan komunikasi dini didasarkan pada empat pemikiran:

 Mengembangkan suatu hubungan yang erat dan saling percaya dengan anak anda;
 Menggunakan kebiasaan sehari-hari yang konsisten, dimana anak anda terlibat secara penuh;
 Memberikan isyarat/ penanda kepada anak anda sehingga ia dapat belajar mengantisipasi apa yang akan terjadi;
 Memberikan kesempatan kepada anak untuk memiliki kendali atas lingkungannya.

Anda sebagai orang tua mengambil semua langkah awal dengan mengembangkan hubungan yang erat dan saling percaya dengan anak anda. Salah satu yang paling penting yang dapat anda lakukan untuk mengembangkan rasa/ ikatan batin dan merasa aman adalah dengan memeluk bayi di pelukan anda. Bayi anda akan belajar cara anda bergerak dan akan merasa aman dan terlindungi saat ia menghadapi berbagai peristiwa sehari-hari dengan anda. Bukanya ia merasa sendiri dan terasing di dunianya sendiri, ia akan mulai mempelajari dunia yang lebih luas yang meliputi orang-orang yang perhatian terhadap dirinya dan berbagai gerakan yang menarik, sesuatu untuk disentuh, tekstur, bau dan mungkin beberapa suara dan berbagai hal yang kasat mata.

Saat anda bergabung bermain dengan anak anda, anda menunjukkan bahwa anda berbagi ketertarikan dengan anak anda. Anda bermain giliran yang sederhana bersama-sama, melalui perulangan setiap hari, seorang anak mungkin bisa belajar untuk mengenali. Anda berinteraksi sedemikian rupa untuk mendorong anak anda untuk memiliki toleransi terhadap sentuhan dan pegangan, dan dimana ia dapat mulai menunjukkan keasyikannya selama interaksi. Saran-saran berikut mungkin akan berguna ketika anda dan anak anda belajar berkomunikasi bersama:

“Hallo. Ini Ayah/ ibu. Ayo bermain”. Selalu sapa anak anda dengan sapaan “khusus” (menyentuh dada atau pundaknya, misalnya) untuk memberi tahu bahwa seseorang berada di sana. Kemudian biarkan ia tahu siapa orang itu dengan “tanda nama” khusus milik anda (dengan membantu ia merasakan dagu atau jenggot ayah yang kasar, atau rambut Ibu, atau jam atau cincin yang anda selalau pakai). Katakan kepadanya apa yang akan anda lakukan bersama (sentuh popok-nya untuk memberi tanda bahwa popoknya akan diganti misalnya, atau kenalkan mainan atau permainan gerak yang disukainya). Ingat untuk mengatakan “selamat tinggal” sebelum anda meninggalkannya, mungkin dengan melambaikan tangan dengan tangan anda berada di bawah tangannya.

Menciptakan rutinitas /kebiasaan yang dapat diprediksi dengan awal dan akhir yang jelas. Kegiatan-kegiatan rutin apakah yang terjadi seharian bagi anda dan anak anda? Pertimbangkan kegiatan-kegiatan seperti makan, berpakaian, mandi, dan bermain, dan pikirkan tentang bagaimana anda dapat membuat anak anda tahu tentang apa yang akan terjadi, kapan kejadian itu berawal, dan kapan kejadian itu akan berakhir. Mungkin anda memiliki kain alas khusus sebagai tempat anda bermain di lantai bersama-sama. Mengeluarkan kain alas bersama-sama dan duduk di atasnya akan menjadi penanda awal bermain. Melipat kembali kain alas tersebut menandai berakhirnya kegiatan itu.

Libatkan anak anda dalam keseluruhan kegiatan . Anak anda akan mengetahui urutan kegiatan dan mengembangkan berbagai konsep melalui partisipasi aktifnya dalam kegiatan secara utuh. Ingat bahwa seorang anak kecil yang buta tuli/deaf blind harus secara fisik berpartisipasi dalam seluruh urutan dari suatu kegiatan dalam upaya mengumpulkan informasi yang sama yang dikumpulkan anak lainnya hanya dengan melihat. Misalnya, pada saat makan, anda dan anak anda pergi ke dapur bersama-sama, membuka lemari dapur, mengeluarkan mangkuk, mengeluarkan makanan, membuka laci untuk mengambil sendok dan menaruh makanan ke dalam mangkuk. Mungkin anda memanaskan makanan di microwave, dan ketika bel berbunyi, anda berdua membawa makanan yang sudah hangat ke meja. Pada saat mulai makan, anak anda mungkin menyentuh celemek-makannya, sebelum anda memakaikannya, dan ketika ia selesai makan, ia dapat membantu melepaskan celemek-makannya. Anda membawa piring/mangkuk kotor ke tempat cuci piring bersama-sama dan membuka kran air hangat untuk membersihkannya. Melalui kegiatan itu, anda menawarkan berbagai tanda sederhana kepada anak anda (lapar,makan, minum, selesai, dan mencuci).

Berikan kesempatan untuk membuat pilihan. Sepanjang hari, berikan kepada anak anda kesempatan untuk memilih: di ayun atau digoyang, biskuit atau jus, permainan dengan tangan (pat your hand) atau permainan dengan kaki (kick you feet)? Anda juga dapat menunjukkan dua mainan kepada anak (mungkin bola bunyi atau balon milar ), yang harus dipilih salah satunya. Bila ia memiliki indra penglihatan, anda boleh memegang mainan di mana ia dapat melihatnya dengan sejelas-jelasnya, secara bergantian, serta gerakkan masing-masing mainan untuk menarik perhatian visualnya dan untuk mencermati mainan manakah yang ia lihat lebih lama atau yang ia gapai. Bila ia tidak mampu melihat mainan, anda dapat membantunya dengan menyentuhkan mainan dengan cara membawa mainan secara pelan-pelan ke tangannya (bukannya membimbing tangannya dan meletakkan tangannya ke mainan tersebut) dan mencermati mainan manakah yang disentuhnya lebih lama, dan biarkan tangannya tetap menyentuh, atau mencoba untuk mengambilnya. (Kadang-kadang anda harus menebak pilihannya.).

Ingat untuk memberikan kesempatan, “ Berhentilah Sejenak”. Beberapa anak butuh waktu sedikit lebih lama untuk memproses informasi yang mereka terima. Adalah penting untuk memberikan waktu yang cukup bagi mereka agar merespon. Bila kita tidak memberikan waktu ini, ia mungkin akan berhenti mencoba. Hargai kecepatannya dan ikuti waktu tenggat yang dibutuhkannya. Bila ia telah memilih bola bunyi (giggle ball), anda nyalakan bola bunyi itu untuknya, kemudian setelah bermain secukupnya, matikan dan berhenti sejenak, tunggu, dan biarkan dua tangan anda dan bola bunyi sangat dekat dengan tangannya. Dia dapat memiliki kendali atas permainan itu dengan mengatakan “lagi”. Ketika anda memperlambat permainan dan menawarkan banyak jeda, anda memberi kesempatan kepada anak anda untuk mengantisipasi dan memberikan tangggapan. Anda juga memberi kesempatan waktu kepada diri anda sendiri untuk mengenali respon anak anda.

Mungkin anak anda memiliki kotak musik dengan gambar bergerak yang bercahaya yang ia sangat sukai, namun ia tidak mempunyai kemampuan motorik untuk menyalakan sendiri tombol untuk mengaktifkan musik dan kotak cahayanya itu. Anda dan anak anda bersama-sama menyentuh kotak musik, jeda sejenak, dan kemudian menyalakan kotak musik untuk anak anda itu. Namun, ketika musik dan cahaya yang bergerak berhenti, anda jangan segera menyalakannya kembali. Justru, anda menunggu dengan kedua tangan anda dan mainan di dekat tangan anak anda agar ia memberikan isyarat, seperti menyentuh tangan anda atau mainan, atau melambaikan tangannya atau menyuarakan bahwa ia ingin lagi. Anda kemudian merespon permintaannya dengan segera dengan menyalakan mainan itu untuknya.

Cermati Isyarat. Tetaplah waspada terhadap isyarat yang mungkin diberikan anak anda bahwa ia siap berkomunikasi dan berpartisipasi dalam “mainan bergantian”. Anak anda mungkin mengisyaratkan bahwa ia ingin melanjutkan permainan atau mungkin ia sudah “merasa cukup” dan ingin beristirahat dari kegiatan berkomunikasi/ interaksi. Ia mungkin menjejakkan kakinya, menggerakkan lengannya, membuat suara, menggapai untuk menyentuh tangan atau bola bunyi anda, atau menggunakan isyarat lainnya. Ketika ia tidak menunjukkan tanda “mau lagi”, anda boleh menawarkan pilihan kegiatan bermain lainnya. Carilah kegiatan berikut: kewaspadaan senyap (quiet alertness), orientasi terhadap orang atau kegiatan, atau vokalisasi. Anak memiliki berbagai cara untuk memberi tahu anda bahwa mereka ingin melanjutkan interaksi. Cermati sedikit gerakan badan atau tangan yang mengarah pada seseorang atau benda. Cermati tangan yang menggapai atau gerakan kaki, senyuman, mulut yang terbuka. Tetaplah melakukan kontak fisik dengannya (biarkan ia bersandar pada anda, atau biarkan tangannya tetap menyentuh anda, atau duduklah cukup rapat dengan kaki anda bersentuhan dengan kakinya). Isyarat berikut akan memberitahu anda kapan anak anda sudah merasa bosan dan perlu istirahat: menjauhkan muka atau badan, bersandar ke belakang, mengeraskan badan, rewel atau menangis, menarik diri, asyik dengan dirinya sendiri, menggoyang-goyangkan kepalanya, eye poking (menekan mata), menutup mata atau menutup mulut, atau mengalihkan perhatian ke benda atau kegiatan lainnya (menarik selimut, mengisap jari/jempol’ dll). Membaca isyarat ini dan memberikan respon yang tepat merupakan bagian yang sangat penting dari interaksi dini.

Ciptakan permainan anda sendiri. Mungkin sekarang ia akan lebih memilih salah satu permainan kesukaan yang anda dan anak anda ciptakan bersama-sama. Anda mulai permainan ini dari jari-kaki dan perlahan gerakkan tangan anda ke arah atas ke kakinya, terus ke dadanya, jeda sejenak ke dagunya dan kemudian ke muka, dan berakhir dengan “cium hidung”, dengan menggosok-gosokkan hidung anda ke hidungnya. Karena permainan ini sering anda mainkan bersama-sama, dan dengan cara yang selalu sama, dia akan belajar melakukan antisipasi apa yang akan terjadi. Anda mungkin melihat kegembiraan yang terbangun ketika ia mulai mengantisipasi “ciuman”, gembira di akhir permainan. Mungkin ia mulai menggerakkan mukanya ke muka dan ke belakang, atau menggapai muka anda. Ketika anda menaruh tangan anda kembali ke jari kakinya, mungkin ia akan menjejakkan kakinya yang menandakan bahwa ia ingin bermain lagi.

Jelajahi dunia bersama (“tangan di bawah tangan”). Adalah sangat penting bagi anggota keluarga untuk mengingat bahwa bila seorang anak memiliki keterbatasan penglihatan dan pendengaran, mereka tidak menyadari bahwa mereka melihat objek yang sama atau terlibat dalam kegiatan yang sama (misalnya, anak mungkin tidak menyadari bahwa orang lain makan!). Membantu anak anda memahami bahwa orang lain berbagi pengalaman yang sama dengan dirinya merupakan faktor penting dalam membangun hubungan dan self-esteem.

Tangan seorang anak penyandang buta tuli/deaf blind menjadi telinga, mata dan suaranya. Bila ia mengeksplorasi mainan, bergabunglah, dengan meletakkan salah satu jari anda secara lembut di bawah bagian tangannya. Demikian juga, bila bila anda ingin menunjukkan sesuatu kepada anak, doronglah anak itu agar meletakkan tangannya di atas tangan anda ketika anda bergerak ke arah benda itu. Dengan cara ini, anda mengeksplorasi bersama-sama. Kemudian anda boleh menarik tangan anda sehingga ia dapat bermain sendiri.

Strategi ini akan memberikan pesan kepada anak bahwa anda bergabung dengan dirinya, dan tidak semata-mata memanipulasinya. Ketika tangan seorang anak sedang dimanipulasi dengan tangan di atas tangan untuk menyelesaikan suatu tugas, sering ia bereaksi dengan menarik tanganya. Namun demikian, bila seorang anak mencari tangan anda untuk berbagi dan melakukan eksplorasi, anda secara alami akan mendorong timbulnya keinginan yang kuat, merengkuh anda untuk mendapatkan informasi dan lagi-lagi, membangun rasa harga diri yang lebih kuat.

Bergabunglah dengan anak anda dalam permainannya. Apakah yang menarik dan menyenangkan anak Anda? Mungkin ia menggunakan salah satu mangkuk yang terbuat dari logam yang mengkilat yang diisi dengan kertas milar berwarna-warni dan ia suka menggerak-gerakkan tangannya di kertas yang berlekuk-lekuk di mangkuk. Anda boleh duduk berseberangan, berhadapan dengannya dengan tangan anda sebagian berada di bawah tangannya dalam mangkuk. Setelah ia menggerakkan tangannya dalam milar, anda dapat bergantian melekuk-lekukan kertas itu. Ia akan merasakan gerakan di kedua tangan anda dan kertas di bawahnya dan akan mengetahui bahwa anda juga sama-sama tertarik dengan hal itu. Berhentilah sejenak, sehingga ia mungkin akan bergantian melakukan hal itu. Ketika anda mengambil giliran, anda sedang melakukan “percakapan” dini tentang sesuatu yang menjadi ketertarikan anak anda. Pada awalnya, anak anda mungkin secara tak sengaja menghentakkan tangannya ke mainan piano bercahaya/bersuara, tanpa ia sadar bahwa ia menyebabkan suara dan kunci nada bercahaya. Namun demikian, dengan pengalaman yang berulang, gerakannya akan lebih terarah, dan karena ia menyadari telah menyebabkan sesuatu terjadi. Anda dapat bergabung dalam permainannya saat anda menemukan permainan bergiliran: Pertama, ia menghentak piano, dan anda mengikuti apa yang dilakukannya dan berhenti sejenak, dan menunggu gilirannya lagi. Dengan bergabung dengan anak anda dalam gerakan atau kegiatan yang ia sukai, dengan mengikuti arahan anak anda, dan dengan meniru gerakan dan/ atau suara anak anda, anda dan anak anda itu dapat berbagi “percakapan” yang menyenangkan.

Dorong untuk menggunakan semua informasi sensorik. Bantulah anak anda yang tuna rungu dan tuna netra itu untuk belajar menggunakan penglihatan dan pendengarannya untuk kegiatan-kegiatan yang fungsional dan untuk menafsirkan pandangan dan suara yang terbatas adanya itu. Dekati anak anda dengan perlahan-lahan untuk memberitahu dirinya bahwa anda siap untuk berinteraksi. Jangan memberikan “kejutan” padanya dengan sentuhan atau suara yang tiba-tiba dan tidak terduga. Meniru suara dan tindakan-tindakan; mengundang anak untuk bergantian melakukan giliran; membiarkan ia tahu bahwa anda berbagi ketertarikan dengannya. Berikan sentuhan dan isyarat benda secara konsisten untuk menandai awal dari suatu kegiatan dan gunakan gerakan-gerakan dan kontak tubuh selama anda berinteraksi.

Memodifikasi lingkungan anak. Ciptakan ruangan yang jelas bagi anak anda untuk bermain dan bereksplorasi; berikan umpan balik dengan dan kontras visual yang optimal; termasuk mainan-mainan dan benda-benda dengan karakteristik sensoris yang akan dihargainya (misalnya mainan yang memantulkan cahaya seperti balon milar, mainan dengan getaran, dan mainan yang suaranya mudah diaktifkan yang memberikan umpan balik suara sesuai dengan batas pendengarannya). Benda-benda boleh diletakan di tempat anak anda bisa menemukannya – terpasang di tempat tidur bayi, kursi tinggi, atau kursi mobil atau mainan gantungan yang bergerak atau ruangan bermain khusus. Dengan cara ini, ia tidak akan kehilangan. Mainan-mainan itu bisa juga diletakkan sehingga setiap gerakan yang dilakukan anak bisa ada hasilnya. Anda perlu memberikan kesempatan yang tidak hanya mendorong anak anda untuk berinteraksi dengan lingkungan, benda dan orang didalamnya, namun juga memberikan hasil dari interaksi itu, sehingga ia dapat membuat kaitan antara “Saya melakukan sesuatu” /”Saya membuat sesuatu terjadi”. Anak lelaki kecil yang menjejak-jejakkan kakinya sementara ia berbaring di alas yang berisi air mungkin pada awalnya tidak menyadari bahwa ia menyebabkan timbulnya gerakan yang ia rasakan. Meskipun demikian, dengan pengalaman yang berulang, -- “Alas tikar hanya bergerak di bawahku ketika aku bergerak” – anak akan mengetahui bahwa ia dapat menyebabkan sesuatu terjadi. Anak ini kemudian akan menjadi pemain yang lebih aktif di dunia itu.

Pantau tingkat stimulasinya. Pekalah terhadap jenis dan jumlah stimulasi sensorik yang dapat ditanggapi oleh anak anda pada rentang waktu tertentu dan sesuaikan kegiatan dan materinya. Pastikan untuk memantau atau menghapuskan suara lain dan efek visual yang membingungkan.

Gunakan isyarat yang sesuai. Gunakan isyarat yang sederhana, konsisten, dan terhormat yang akan dapat dipahami oleh anak anda. Isyarat- harus secara jelas berkaitan dengan kegiatan dari perspektif anak anda dan disampaikan sesaat sebelum kegiatan dimulai. Untuk memberitahu bahwa saat mandi sudah tiba, misalnya, anda mungkin membenamkan kakinya ke dalam air, yang mengisyaratkan:”mandi”, berhentilah sejenak untuk melihat responnya, dan kemudian turunkan ia perlahan-lahan ke dalam bak mandinya. Dengan cara ini, anak anda akan belajar mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang sudah terbiasa baginya. Dunianya akan dapat diprediksi dan menarik, dan ia akan mengembangkan suatu hubungan yang berlandaskan rasa saling percaya dengan orang yang merawatnya.

Paparkan dan biasakan anak anda terhadap bahasa. Anak mendengar banyak bahasa lisan (verbal) jauh sebelum mereka sendiri belajar berbicara. Demikian juga halnya, seorang anak penyandang tuna netra –tuna rungu perlu dilibatkan dalam suatu lingkungan dengan berbagai variasi bentuk komunikasi yang kaya. Ini meliputi kata-kata, isyarat/tanda, bahasa tubuh, isyarat sentuhan, isyarat benda, isyarat gerakan, isyarat kontekstual, isyarat auditoris dan /atau visual. Berikan kepada anak anda bahasa-bahasa dalam bentuk yang dapat ia pahami. Adalah penting untuk membiasakan anak-bayi agar terbiasa dengan bahasa isyarat. Ketka anda menggunakan isyarat benda, pasangkan dengan isyarat/ tanda yang sederhana. Ketika anda merespon komunikasi anak anda, berikan kepadanya isyarat yang sederhana. Sebagai orang tua, anda secara naluriah akan dapat membedakan tangisan kelaparan dan tangisan kesakitan. Seperti ibu sajalah yang akan merespon tangisan anaknya dengan mengatakan “Oh kau lapar ya nak”, kita harus memberikan respon dengan menggunakan isyarat sehingga anak akan secara perlahan-lahan mempelajari bahwa “setiap kali aku lapar dan menangis, ibu selalu melakukan hal ini; mungkin bila aku melakukan hal yang sama, aku tidak perlu menangis.”

Bantulah anak anda berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Ketika ia mulai berinteraksi dengan anak –anak lainnya, anda dapat menjadi fasilitator. Bantulah anak-anak lain untuk mempelajari cara-cara yang effektif untuk merespon dan memahami. Bantulah mereka berlajar cara menggunakan tangannya untuk memberikan isyarat dan dan bagaimana menggunakan tangannya untuk bermain bersama secara terhormat yang mendorong partisipasi aktif dan eksplorasi oleh kedua anak tersebut.

Bermain games jauh lebih bermakna dari sekedar bermain. Melalui bermain, anak anda anak belajar banyak mengenai:

 Kepercayaan dan antisipasi bahwa hal-hal tertentu akan selalu terjadi;
 Bagaimana sesuatu terjadi;
 Cara-cara meminta pertolongan, minta lagi, minta orang melakukan sesuatu untuk dirinya;
 Kekuatan membuat pilihan;
 Pemahaman dunia secara lebih baik;
 Komunikasi dalam berbagai bentuk yang berbeda.

Ringkasan

Istilah “buta-tuli/deaf blind” dapat membingungkan. Kita tahu bahwa sangat sedikit anak yang benar-benar tuna netra total dan tuna rungu total, dan ketika istilah itu digunakan, ia akan merujuk pada anak yang memiliki kombinasi antara kehilangan penglihatan dan kehilangan pendengaran. Sebagian basar anak-anak muda usia penyandang buta tuli/deaf blind memiliki sisa penglihatan dan pendengaran yang masih bisa digunakan. Namun demikian. kombinasi efek dari hilangnya penglihatan dan pendengaran akan jauh lebih besar ketika dibandingkan dengan bila mereka hanya mengalami salah satunya. Anak anda akan memerlukan layanan pendidikan khusus yang akan melebihi pendidikan yang mungkin dibutuhkan oleh mereka yang menyandang hilangnya pendengaran atau penglihatan saja.

Namun, Andalah sebagai orang tuanya dan anggota keluarga anda yang akan memberikan pengaruh terbesar bagi perkembangan anak anda. Upayakan bantuan dari pihak lain, namun yakinlah bahwa tanggapan anda yang penuh kasih sayang kepada anak anda, disertai dengan berbagai gagasan yang berasal dari para profesional dan mereka yang “telah berada di sana”, akan membuat perbedaan besar berbeda. Sebagaimana orang tua lainnya, anda akan menemukan kepribadian anak anda yang unik dan merayakan prestasi dan pencapaian yang dibuat oleh anak anda.

Deborah Gleasson adalah Konsultan/Guru dalam bidang Penglihatan dan ketunarunguan dan ketunanetraan di Perkins School for the Blind Preschool Services. Ia juga pelatih nasional untuk VIISA Project di Utah State University dan mengajar pada berbagai seminar regional, nasional dan internasional tentang pengukuran dan intervensi berpusat keluarga bagi anak-anak dengan tuna netra, buta tuli/deaf blind, dan tuna ganda.

Terima kasih khusus ditujukan kepada Marrianne Riggio atas saran-saran dan masukannya. Marriane adalah Konsultan Pendidikan di Hilton/Perkins Program dan memiliki bertahun-tahun pengalaman mengajar balita dan anak-anak buta tuli/deaf blind.
Sumber-sumber Tambahan

Almost 100 Motor Activities for Infants and Toddlers, Uriegas, Olga, SEE/HEAR, vol. 6 # 3, Summer 2001, pp. 19-21.
Kegiatan orientasi dan mobilitas bagi para orang tua untuk digunakan dengan bayi dan balita yang tuna netra.

Developmentally Supportive Care: Hospital to Home for the Infant with Deaf-blindness, Greeley, J. Denver, Colorado Deaf-blind Project, 1977.
Developmentally Supportive Care merupakan suatu metode perawatan bagi bayi-bayi yang lemah yang belum mampu mengatur sistem fisiologis, motor dan keadaannya. Strategi–strategi itu meliputi lingkungan yang mendukung, irama kecepatan, dan pengaturan waktu, dukungan transisi untuk menghadapi suatu lingkungan dan keadaan baru, gerakan-gerakan yang mendukung, penanganan, positioning, dan pengaturan siklus tidur.

Essential Elements in Early Intervention: Visual Impairment and Multiple Disabilities, Chen, Deborah (Ed.), New York: AFB Press, 1999
Menyajikan informasi tentang strategi pengukuran dan intervensi bagi bayi dan anak-anak (dari sejak lahir sampai usia 36 bulan) yang mengalami kerusakan visual selain ketidakmampuan lainnya, termasuk buta tuli/deaf blind. Termasuk di sini adalah deskripsi pelayanan intervensi dini, riset terkini tentang perkembangan otak, kebutuhan perkembangan tahap dini, pentingnya interaksi pengasuh, identifikasi awal, termasuk pembicaraan mengenai keadaan yang dikaitkan dengan tuna ganda, pengukuran pendengaran yang berlaku; dan intervensi yang berfokus pada komunikasi dini. AFB Press, Pelayanan Pelanggan, PO Box 1020, Sewickly, PA, 15143, (800) 232-3044, (212) 471-0609 (fax).

A Guide to Planning ad Support for Individuals Who are Deafblind, McInnes, John. M. (Ed.) Toronto: University of Toronto Press, 1999.
Berfokus pada individu yang lahir buta tuli/deaf blind (buta-tuli bawaan) atau mereka yang mengalami ketidakmampuan pada saat awal kehidupannya, (early adventitious deafblind). Topik-topiknya mencakup identifikasi; peran pelaku intervensi; komunikasi, perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan emosi; seksualitas, masalah seputar keluarga, perencanaan dan dukungan bagi anak-anak pra-sekolah, anak-anak usia sekolah, dan orang dewasa; fisioterapi, dan pelatihan bagi pelaku intervensi, guru, dan konsultan. University of Toronto Press, Inc., (800) 563-9523, (416) 667-7832 (fax), 5201 Dufferin Street, North York, Ontario.

Guide to Toys for Children Who are blind or Visually Impaired, Gordon, Marisa, et.al., New York: American Toy Institute American Fondation for the Blind, 2000-2003)
Dalam kaitannya dengan American Fondation for the Blind, panduan ini memuat mainan dan games yang secara komersial tersedia dan sesuai bagi tuna netra total dan low vision di segala usia. Mainan disusun berdasarkan kategori dan mencakup diskripsi kecocokan dengan pengguna. Dapat diperoleh secara gratis dari American Foundation for the Blind, 11 Penn Plaza. Suite 300, New York, NY 10001 (800) AFB-LINE (232-6463) atau American Toy Institute, 1115 Broadway, Suite 400, New York, NY 10010, telepon: (212) 675-1141.

Importance of Touch in Parent/Infant Bonding: Brown, Gisele, 1996.
Pengarang memaparkan cara-cara orang tua dan pengasuh dalam memberikan rasa aman, nyaman dan pengakuan melalui sentuhan ketika penglihatan dan pendengaran mengalami kerusakan.

The Intervener in Early Intervention and Educational Settings for Children and Youth With Deaf-blindness. Alsop, Linda; Blaha, Robbie; Kloos, Eric, NTAC Briefing Paper Monmouth, ORE: The National Technical Assistance Consortium for Children for Young Adults who are Deaf-blind, 2000.
Memaparkan kerja para pelaku intervensi dalam setting pendidikan dan intervensi tahap awal bagi anak-anak dan remaja penyandang buta tuli/deaf blind. Suatu diskusi tentang berbagai isu, konsep, dan terminologi yang berkaitan dengan pelaku intervensi dan peran yang mereka mainkan. Dapat diperoleh di DB-LINK.

Learning to Communicate: Strategies for Developing Communication with Infants Whose Multiple Disabilities Include Visual Impairment and Hearing Loss. Chen, Deborah Ph.D. California Deaf-Blind Services. RECOURCES, vol. 10 # 5, Summer 1999, pp. 1-6.
Mendiskusikan strategi pilihan yang dapat digunakan oleh keluarga dan para pengasuh untuk berkomunikasi dengan bayi (sejak lahir sampai usia 36 bulan) yang belum menggunakan ajaran dan tuna ganda yang serius. Termasuk di dalamnya adalah informasi mengenai pengisyaratan, dan pemilihan, serta penggunaan isyarat kata-kata kunci pertama bagi komunikasi dengan anak yang ekspresif.

Linking Assessment and Early Intervention: An Authentic Curriculum-Based Approach. Bagnato, Stephen J.; Neisworth, John T.; Munson, Susan M., Baltimore, MD: Paul H Brookes Publishing Co., 1997.
Index standar enam diterapkan terhadap lebih dari 50 pengembangan kurikulum yang berbeda dan pengukuran dengan kurikulum yang cocok dan sistem intervensi dini. Masing-masing sistem dianalisa dan diberi peringkat dengan disertai daftar pihak yang bisa dihubungi. Ia menjelaskan juga bagaimana sistem ini dapat dipadukan untuk populasi atau program tertentu. Paul H Brookes Publishing (800) 638-3775.

Making the Most of Early Communication: Reynolds, Janice; Chen, Deborah; Schachter, Pam; Jones Jack. Northridge, CA: California State University, Northridge, 1995.
Video ini menyajikan strategi-strategi pilihan untuk berkomunikasi dengan bayi, balita dan anak-anak pra-sekolah yang menyandang tuna ganda, termasuk kehilangan penglihatan sekaligus pendengaran. Termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan indera anak yang masih ada; penggunaan pengajaran yang langsung dan sistematis; penggunaan games, pengulangan, dan rutinitas untuk mendorong dilakukannya giliran, isyarat benda dan sentuhan; bahasa isyarat; dan komunikasi total. AFV Press, Pelayanan Pelanggan: PO Box 1020, Sewickly, PA 15143. Telepon 800-232-3044.

Orientation and Mobility (O&M) for the Young Child who is Deafblind: Practical Suggestions. Idaho Project for Children and Youth with Deaf-Blindness, 1995.
Saran - saran praktis bagi orang tua untuk mendorong perkembangan kemandirian dan eksplorasi oleh Anak-anak mereka yang buta tuli/deaf blind.

Positioning and handling: Yates, Cynthia, Hattiesburg, MS: University of Southern Mississippi, 1992.
Informasi dasar mengenai penanganan dan posisi bayi untuk mengembangkan keterampilan motoriknya.

Promoting Learning Through Active Interaction: A Guide to Early Communication with Young Children who have Multiple Disabilities. Klein, M. Diane, PhD.; Chen. Deborah, Ph.D.; Haney, Michelle, Ph.D, Baltimore: Paul H. Brookes Publishing Co., 2000.
Kurikulum Promoting Learning through Active Interactive (PLAI) dirancang terutama untuk bayi, anak-anak pra-sekolah, dan anak-anak dengan tuna ganda yang serius (termasuk buta tuli/deaf blind) yang belum mulai mempelajari komunikasi simbolis dan yang memiliki perilaku komunikasi yang terbatas. Kurikulum ini juga dapat digunakan dengan anak-anak yang belum memiliki kemampuan komunikasi yang bertujuan (intentional communication)

Tactile Learning Strategies for Children who are Deaf-Bilnd: Concerns and Consideration from Project SALUTE. Chen, Deborah, PhD; Downing, June, PhD.; Rodriguez –Gil, Gloria, M.Ed. Deaf-Blind Perspectives, Vol. 8 #2, Winter 2000/2001, pp. 1-6 Monmouth, OR: Teaching Research Division.
Project SALUTE (Successful Adaptations for Learning to Use Touch Effectively) menjawab kebutuhan atas pendekatan informatif terhadap penggunaan metode komunikasi sentuhan berdasarkan kajian terbitan dan masukan dari focus group.

Toy Guide for Differently Abled Kids” Toys “R” us, Paramus, NJ: Toys “R’ US, 2002.
Katalog ini memuat daftar mainan-mainan yang sesuai bagi anak penyandang cacat yang telah diuji oleh National Lekotek Center. Symbols Key toys dalam 10 wilayah perkembangan. Dapat dipesan dari Toys ‘R” Us dengan menghubungi (800) 869-7787 atau dengan mengunjungi website kami www.toysrus.com.

Progam-program

State Deaf-Blind Projects, Services for Children With Deaf-Blindness Programmes, US Department of Education, Office of Special Education Programs.
Proyek ini membantu negara-negara bagian dalam menjamin pemberian bantuan teknis kepada badan-badan dan personil pendidikan yang melayani anak-anak dan remaja yang menyandang tuna-rungu dan tuna netra. Mereka memberikan dukungan riset, pengembangan, replikasi, pre-service dan in-service training, kegiatan –kegiatan bimbingan bagi orang tua, dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan bagi buta tuli/deaf blind . Untuk informasi mengenai proyek-proyek di negara bagian tertentu dan pihak yang dapat dihubungi, silakan hubungi DB-LINK (800) 433-9896, TTY: (800) 854-77013, Fax (503) 838-8150, dblink@tr.wou.edu.
http://www.tr.wou.edu/dblink.

Hilton/Perkins Program, Perkins School for the Blind.
Hilton Perkins memberikan konsultasi, pelatihan, dan bantuan teknis untuk program ini di seluruh US dan di negara-negara berkembang. Penekanannya diberikan pada pengembangan program untuk anak MDVI dan bayi-bayi buta tuli/deaf blind, balita dan anak-anak usia sekolah.

Michael Collins
Hilton/ Pekins
175N, Beacon Street,
Watertwon, MA 02472
(617) 972-7220, Fax: (617) 923-8076
HiltonPerkins@Perkins.org.
http://www.Perkins.org
Michael.Collins@Perkins.org.

National Early Childhood Technical Assistance Systems (NEC*TAS)
NEC*TAS merupakan suatu proyek konsorsium yang dimaksud untuk merancang dan memberikan bantuan teknis kepada empat sasaran utama – Part-C Staff, anggota Inter-agency Coordinating Councils dan staff, dan staff Part B Section 18, dan staff Early Childhood Project. NEC*TAS membantu populasi sasaran dalam mengembangkan dan memberikan pelayanan menyeluruh yang terkordinasi dan peka budaya bagi remaja dengan kebutuhan khusus dan keluarganya.

Pascal (Pat) Trohanis, Joan Danaher,
Frank Porter Graham Child Development Center. 500 Nations Bank Plaza, 137E. Fanklin Street, Chapel Hill, NC 27514, (919) 962-2002, E-mail: nectas@unc.edu. TTY: (919) 966-4041, Fax: (919) 962-8300, http://www.nectas.unc.edu

National Family Associaton for Deaf-Blind (NFADB)
NFADB merupakan jaringan nasional keluarga-keluarga yang berfokus pada masalah seputar buta tuli/deaf blind. Sebagai organisasi nasional, NFABD memberikan advokasi bagi semua buta tuli/deaf blind, mendukung kebijakan nasional yang memberi manfaat bagi buta tuli/deaf blind, mendorong pendirian dan penguatan organisasi keluarga di masing-masing negara bagian, memberikan informasi dan menerbitkan newsletter. 111 Middle Neck Road, Sands Point, NY 11050 (800) 255-0411 ext 275,
Fax: (516) 944-7302, nfadb@aol.com

National Technical Assistance Consortium (NTAC)
NTAC merupakan konsorsium yang memberikan bantuan teknis kepada keluarga dan badan-badan yang melayani anak-anak dan dewasa muda penyandang buta tuli/deaf blind. Misi utama dari NTAC adalah: a) membantu negara-negara bagian dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi perorangan (dari lahir sampai usia 28) yang menyandang buta tuli/deaf blind; dan b) meningkatkan jumlah anak, orang dewasa muda, keluarganya dan para pemberi pelayanan yang akan mendapat manfaat dari pelayanan ini. NTAC West Oregn University, 345 N, Monmouth, Monmouth, OR 97631 (503) 838-8391, Fax (503) 838-8150, ntac@tr.wou.edu, http://www.wou.edu/ntac

DB-LINK
345 N, Monmouth Avenue
Monmouth, OR 97351
Voice: (800) 438-9376
TTY: (800) 854-7013
Fax: (503) 838-8150
dblink@tr.wou.edu
http://www.tr.wou.edu/dblink

DB-LINK (The National Information Clearinghouse on Children who are Deaf-Blind) didirikan melalui Perjanjian Kerjasama No. H326U990001 oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Pendapat dan kebijakan yang dinyatakan dalam fact-sheet ini tidak dengan sendirinya mencerminkan kebijakan dan pendapat DB-LINK atau Departemen Pendidikan Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar