Penerapan desain atau model – model PTK seperti yang telah banyak dikemukakan dapat dilakukan untuk semua mata pelajaran, terutama mata pelajaran yang di dalamnya terdapat praktek. Untuk itu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, bahasa inggris, Biologi, dan sebagainya juga dapat menerapkan salah satu desain.
Apakah akan diterapkan tersebut model John Elliot, model Kemmis & McTaggart, model Hopkins ataupun model yang lainnya? Hal ini bergantung kepada permasalahn yang dihadapi praktisi di lapangan ataupun bergantung pada pemahaman dan kemampuan para praktisi di lapangan terhadap suatu model PTK atu dalam menerapkan salah satu model PTK
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan diterapkan suatu model PTK ialah bahwa terdapat langkah – langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti/guru, yaitu: 1) ide awal, 2) prasurvei/temuan awal, 3) diagnose, 4) perencanaan, 5) Implementasi tindakan, 6) Observasi, 7) Refleksi, 8) Laporan, 9) Kepada Saipa Hasil PTK dilaporkan.
1. Ide Awal
Seseorang yang berkehendak melaksanakan suatu penelitian baik yang berupa penelitian positivisme, naturalistic, analisis isi maupun PTK pasti diawali dengan gagasan – gagasan atu ide – ide, dan gagasan itu dimungkinkan yang dapat dikerjakan atau dilaksanaknnya. Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK ialah terdapatnya suatu permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas. Ide awal tersebut di antaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahantersebut dengan penerapan PTK itu peneliti mau berbuat apa demi suatu perubahan dan perbaikan.
2. Prasurvei
Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Bagi pengajar yang bermaksud melakukan penelitian di kelas yang menjadi tanggung jawabnya tidak perlu melakukan prasurvai karenaberdasarkan pengalamannya selama dia di depan kelas sudah secara cermat dan pasti mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik yang berkaitan dengan kemajuan siswa, asarana pengajaran maupun sikap siswanya. Dengan demikian para guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya sudah akan mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.
3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu mealkukan diagnose atau dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam satu kelas. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, peneliti PTK akan dapat menentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasinya PTK.
4. Perencanaan
Di dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang gerkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menytusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanan ulang (replanning)
Hal – hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hamper sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar – mengajar.
5. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pad prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang di ajarkan atau dibahas dan sebagainya.
6. Pengamatan
Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring pengmat haruslah menvatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.
7. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para koaborator atau partisipan yang terkait denga suatu PTK yang dilaksanakan.Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning)selanjutnya ditentukan.
8. Penyusunan Laporan
Laporan hasil penelitian PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.
9. Kepada siapa hasil PTK Dilaporkan
Sebenarnya , PTK lebih bersifat individual. Artinya bahwa tujuan utama bagi PTK adalah self-improvement melalui self-evaluation dan self reflection, yang paad akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Denga demikian hasil pelaksanan PTK yng berupa terjadinya inovasi pembelajaran akan dilaporkan kepada diri si peneliti (Guru) sendiri). Guru perlu mengarsipkan langkah – langkah dan teknik pembelajaran yang dikembangkan melalui aktifitus PTK demi perbaikan proses pembelajaran yang dia lakukan di masa yang akan dating. Namun demikian, hasi PTK yang dilaksanakan tidak tertutyup kemungkinan untuk diikuti oleh guru lauin atau teman sejawat. Oeh karena itu guna melengkapi predikat guru sebagai ilmuwan sejati, guru perlu juga menuliskan pengalaman melaksanakan PTK tersebut ke dalm suatu karya tulis ilmiah. Karya tulis tersebut, yang selama ini belum merupakan kebiasaan bagi para guru, sebenarnya masyarakat pengguna lain. Dengan melaporkan hasil PTK tersebut kepada masyarakat (teman sejawat, pemerhati/pengamat pendidikan, dan para pakar pendidikan lainnya) guru akan memperoleh nilai tambah yaitu suatu bentuk pertanggungjawaban dan kebanggaan akademis/ilmiah sebagai seorang ilmuwan hasil kerja guru akan merupakan amal jariah yang sangat membantu teman sejawatnya dan siswa secara khusus. Melalui laporan kepada masyarakat, ptk yang pada awlnya dilaksanakan dalam skal kecil yaitu di ruang kelas, akan memberi sumbangsih yang cukup signifikan terhadap peningkatan mutuproses dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Depdkbud.1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resesearch).Jakarta:Direktorat Jenderal Pendudikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah umum
Hardjodipuro, Siswoyo. 1997. Action Research. Jakarta:IKIP Jakarta.
Ischaq, M.1997. Action Research. Malang: Depdikbud Depdiknas.
Mukhlis, A. 2001. Penelitian Tindakan Kelas Konsep Dsar dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa.
Susilo,Herawati.2003. Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan kelas bagi pengembangan profesi Guru dan Dosen MIPA. Makalah Seminar Exchange Experience dan Workshop Pembelajaran MIPA Konstektual Menyongsong implementasi KBK di Malang tanggal 9 – 12 Juli 2003.
Tim pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Resesearch). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar